TUGAS
MAKALAH
MEDIA
PEMBELAJARAN
KARAKTERISTIK
MEDIA SEDERHANA TIGA DIMENSI
GUNA
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN
DOSEN
PENGAMPU : Drs. H. Muslam, M.Ag
DISUSUN
OLEH :
1. Awaliya Amirotun (1403036054)
2. Nurma Nurul K (1403036055)
3. Nur Iksan (1403036058)
KELAS
KI 1 B
JURUSAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan
dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran
adalah sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung untuk mencapai pesan yang
harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Banyak media
pembelajaran yang dapat pendidik gunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran
ini, namun seringkali sekolah terbentur pada kendala kemampuan dalam
pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang harus dibelanjakan
tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini sekolah melalui para
guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri
media pembelajaran tersebut.
Salah satu
media pembelajaran yang pemakalah maksudkan adalah media tiga dimensi. Yaitu
media yang memiliki tiga sisi depan belakang dan samping. Dengan demikian
sebuah media tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai arah. Mengingat ini maka
jelas media ini akan besar pengaruhnya bagi siswa dalam mencapai kompetensi
pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian Media Tiga Dimensi?
2.
Apa
saja jenis-jenis Media Tiga Dimensi dan jelaskan?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Media Tiga Dimensi
Media
pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah
pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal. Media
tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud
sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan
yang mewakili aslinya.
Benda asli
ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa
langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya
di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa
ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda
itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media
pembelajaran yang efektif.
- Jenis-jenis Media Tiga Dimensi
Media tiga
dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model
adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam
ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.
Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.
Menurut Nana
Sudjana dkk, model dapat dikelompokkan kedalam enam kategori yaitu model padat
(solid model), model penampang (cutaway model), model susun
(builed-up model), model kerja (working model), mock-up, dan
diorama.masing-masing kategori model tersebut mungkin mempunyai ukuran yang
sama persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar
atau lebih kecil dari pada objek yang sesungguhnya. Berikut
ini akan dijelaskan jenis-jenis model yang telah dikemukakan diatas.
- Model Padat (Solid Model)
Suatu model padat biasanya memperlihatkan
bagian permukaan luar daripada objek dan acapkali membuang bagian-bagian yang
membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan susunannya.
Contohnya: sejarah persenjataan: misalnya senapan, meriam, kapak, batu,
lembing, tombak, dan pedang.
Dalam model ini
siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam
mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi,
menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan
masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari.
Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa
menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam
dan lebih mantap.
- Kelebihan dari model padat
- Dapat memberikan pengalaman secara langsung
- Dapat dibuat dengan biaya yang murah
- Dapat mengembangkan konsep realisme siswa
- Kekurangan dari model padat
- Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
- Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.
2. Model
Penampang (Cutaway Model)
Model penampang memperlihatkan
bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk
mengetahui susunan bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini dinamakan model X-Rayatau
model Crossectionyaitu model penampang memotong. Contoh: anatomi manusia
dan hewan, seprti: gigi, mata, kepala, otak, torso, tulang belulang, jantung,
paru-paru, dan bagian ginjal.
Model penampang dibuat dengan
beberapa alasan yang antara lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau
terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan
tentang struk-tur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian,
misalnya untuk mendapat pema-haman yang jelas tentang struktur bagian dalam
mata manusia, kita tidak mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia,
sekalipun sudah mati. Untuk itu diperlihatkan tiruan untuknya.
Fungsi dari model ini adalah
menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas
objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu
diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian
terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang
kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.
- Kelebihan dari model penampang
- Dapat memberikan pengalaman secara langsung.
- Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
- Dapat mempermudah pehaman karena merupakan pengganti
obyek yang sesungguhnya.
- Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
- Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting
saja
- Kekurangan dari model penampang
- Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang
banyak.
- Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
- Anak tunanetra sulit membandingkannya.
- Jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.
3. Model
Susun (Builed-Up Model)
Model susun terdiri dari beberapa
bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu.
Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung,
tengkorak, otak.
Model susunan dimaksudkan struktur
bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga
dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga
memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada
posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Model
irisan sendiri dapat disebut model terbuka, karena menggambarkan obyek yang
aslinya dalam keadaan tertutup ditampilkan dalam model yang terbuka. Untuk
model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena
disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya
rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat
disusun seperti semula.
- Kelebihan dari model susun
- Memberikan pengalaman secara langsung.
- Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.
- Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi
maupun cara kerjanya.
- Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
- Dapat menunjkkan alur suatu proses secara jelas.
- Kekurangan dari model susun
- Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
- Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.
- Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatan yang rumit.
- Model Kerja (Working Model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu
objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli, dan mempunyai beberapa
bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti:
biola,seruling, terompet, piano, harpa, trambulin.
Model kerja dirancang untuk
menunjukkan kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi.
Berbagai model yang baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada
bagian-bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai
komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa
keingintahuan siswa.
- Kelebihan dari model kerja
- Memberikan pengalaman secara langsung.
- Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
- Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
- Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
- Kekurangan dari model kerja
- Tidak dapat menjaangkau sasaran dalam jumlah besar.
- Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatan yang rumit.
- Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang
besar.
- Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara
sempura.
- Mock-up
Mosk-up adalah suatu penyederhanaan
sususnan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunana
nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu
proses mudah dimengerti oleh siswa. Contoh: penggunaan susunan perangkap tikus.
Mock-up adalah alat tiruan tiga
dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja
dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak
bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya
kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang
dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi sebenarnya mock-up terletak
ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebe-narnya. Dikatakan model tidak
tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu,
sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain
dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan
baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda
atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel
listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat
perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery
atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan
demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan
bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain
misalnya dibuat mock-up traffick light ukuran kecil yang dapat menyala.
Kemudian dibuatkan model lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan
traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan
kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan
tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang
nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya.
Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
- Kelebihan dari model mock-up
- Memberikan pengalaman secara langsung
- Dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik
kontruksi maupun cara kerja
- Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
- Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas
- Kekurangan dari model mock-up
- Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar
- Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatan yang rumit
- Untuk membuat alat perga membutuhkan biaya yang besar
- Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya
- Diorama
Diorama adalah sebuah pandangan tiga
dimensi mini bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diorama
biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan di
pentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Contoh: interior pada gua.
Diorama adalah merupakan gabungan
antara model dengan gambar prespektif dalam suatu penampilan yang utuh. Dengan
diorama kesan visual yang diperoleh siswa lebih hidup. Peragaan melalui medium
diorama bisa dilengkapi dengan lampu warna tertentu sehingga lebih memberikan
kesan hidup dan dramatis. Diorama dapat dibuat dalam ukuran yang diperkecil,
tetapi dapat pula dibuat dalam ukuran yang sebenarnya.
Adapun objek yang dapat dibuat diorama, misalnya kampung
nelayan di pantai, rumah adat atau perkampungan tradisional suku tertentu
dengan aktivitas penghuninya atau dapat pula dibuat diorama yang menggambarkan
suatu peristiwa penting masa lalu yang dicatat dalam sejarah. Diorama yang
dibuat dengan ukuran besar/sebenarnya dapat anda temukan misalnya di lantai
dasar Monumen Nasional (Monas), museum Lobang Buaya, Museum Stratria Mandala
Jakarta, di samping diorama tersebut dibuat dengan ukuran besar juga dilengkapi
dengan lampu sebagai pemberi suasana agar berkesan hidup. Selain sebagai hiasan
juga berfungsi sebagai pendukung suasana, sehingga menjadi nampak lebih hidup.
- Kelebihan dari model diorama
- Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok
yang sebenarnya dalam bentuk kecil.
- Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia
dalam bentuk diperkecil dan tiga dimensi.
- Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu
tempat, waktu tertentu dilihat ari posisi atau arah tertentu pula secara
lebih hidup
- Kekurangan dari model diorama
- Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
- Dalam pembuatan membutuhkan waktu dan biaya .
- Dan membutuhkan kreativitas guru maupun siswa.
Dari pembagian diatas ada juga yang
menambahkan dengan model lain, yaitu:
- widya wisata.
Widya wisata adalah kegiatan belajar
yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai
bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.
Widya wisata adalah suatu cara
nyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada obyek yang akan
dipelajariyag terdapat diluar kelas.
Pada
umumnya memakai metode ini adalah karena obyek yang akan dipelajari hanya ada
ditempat dimana obyek itu berada. Selain itu, pengalan langsung pada umumnya
lebih baik dari pada tidak langsung.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman
langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat
siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama,
menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan
pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya
dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang
tepat dengan tujuan belajar.
- Kelebihan dari widya wisata
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dengan belajar melalui widya wisata adalah: siswa memperoleh pengalaman
langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat
siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan tanggung jawab bersama,
menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa, mengintegrasikan
pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
- Kelemahan dari widya wisata
kelemahan-kelemahannya adalah: sulit
dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab ekstra, obyek
wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
- Boneka
Boneka adalah tiruan dari bentuk
manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari bentuk binatang. Jadi
sebenarnya boneka merupakan salah satu model padat juga. Sekalipun demikian,
karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus, maka dalam
bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka.
Penggunaan boneka dalam pendidikan
telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan boneka
sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk memainkan
ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas: boneka
jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan satu
boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut
marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan
kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara
mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Agar penggunaannya menjadi efektif,
maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara jelas,
didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak ketimbang
verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi dengan nyanyian, ceritera
disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang
memainkannya.
- Kelebihan dari boneka
Keuntungan menggunakan boneka
adalah: efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan
keterampilan yang rumit; dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam
suasana gembira.
- Kekurangan dari boneka
Tidak dapat menjangkau sasaran dalam
jumlah besar, Dan membutuhkan kreativitas guru, Anak tunanetra sulit untuk
membandingkannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa:
- Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang
tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai
dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal.
- Jenis media yang biasa digunakan ada dua, yaitu: boneka
dan model. Model terbagi menjadi enam: model padat, penampang, susun,
kerja, mock-up, domain. Akan tetapi dalam pembagian ini ada yang
menambahkan dengan widya wiasata.
- Kelebihan dan kekurangan dalam media tiga dimensi
hampir sama, diantara kelebihannya adalah: memberikan pengalaman secara
langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme, dapat
menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur
suatu proses secara jelas. Sedangkan kekurangan dari media tiga dimensi:
tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat
alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar, anak tukna netra sulit untuk
membandingkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Nana Sudjana dkk.Media Pembelajaran. Bandung: Sinar
Baru. 1991
Sadiman, Arief Sukadi dkk.Beberapa Aspek Pengembangan
Sumber Belajar. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa. 1988
.http://blog.elearning.unesa.ac.id/bhakti-primafindiga-hermuttaqi/media-3-dimensi
Arief
Sukadi Sadiman dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), hlm. 186
Nana Sudjana dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar
Baru, 1991), hlm. 156
Nana Sudjana dkk, ibid, hlm.
156-170
Nana Sudjana dkk, Op. Cit, hlm.
158
Nana Sudjana dkk, Op. Cit, hlm.
160
Nana Sudjana dkk, Op. Cit, hlm.
166