I AM THE BIG DREAMERS (Awaliya Amirotun)

PENULISAN HURUF, KATA, KALIMAT DAN PARAGRAF KARYA TULIS ILMIAH



MAKALAH
PENULISAN HURUF, KATA, KALIMAT DAN PARAGRAF KARYA TULIS ILMIAH
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Karya Tulis Ilmiah
                                       Yang diampu oleh: M. Rikza  Chamami, MSI
Disusun oleh :
                                          Duwi Puji Astuti               (1403036023)
                                          Fuadi Azhar                      ( 1403036045 )
                                          Lathifatun Nashikhah       ( 1403036072 )

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015

A.    Latar Belakang
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antar individu.Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan penulis kepada pembaca atau pembicara kepada pendengarnya. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, sebenarnya adalah upaya menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi sebaik dan seefektif mungkin sehinggga tidak menimbulkan salah persepsi pada pendengar ataupun pembaca. Dalam pemilihan bahasa yang baik dan benar seperti memilih huruf, kata, kalimat dan paragraf itu sangat berpengaruh pada hasil pesan yang disampaikan ke pembaca atau pendengar. Makalah ini berisi tentang pengertian dan cara memilih huruf, kata, kalimat dan peragraf agar kita bisa membedakan mana kata yang benar dan baik sesuai konteks pembahasan yang akan kita sampaikan kepada pembaca.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan  huruf?
2.      Apa Apa yang dimaksud dengan kata?
3.      Apa yang dimaksud dengan kalimat dan paragraf?
4.      Bagaimana membuat paragraf yang baik?
5.      Bagaimana kebahasaan yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah?











C.     Pembahasan
1.      Huruf
Pengertian huruf sering di anggap sama dengan fonem, sebenarnya keduanya berbeda. Huruf adalah lambang atau gambar bunyi ( bahasa ),  sedangkan fonem adalah suatu bunyi bahasa terkecil yang membedakan makna.[1]
Huruf yang ada dalam alfabet latin adalah 26 huruf, yaitu
Jenis Huruf
Nama huruf
Kepital
Kecil
A
A
[ a ]
B
B
[ be ]
C
C
[ ce ]
D
D
[ de ]
E
E
[ e ]
F
F
[ ef ]
G
G
[ ge ]
H
H
[ ha ]
I
I
[ i ]
J
J
[ je ]
K
K
[ ka ]
L
L
[ el ]
M
M
[ em ]
N
N
[ en ]
O
O
[ o ]
P
P
[ pe ]
Q
Q
[ ki ]
R
R
[ er ]
S
S
[ es ]
T
T
[ te ]
U
U
[ u ]
V
V
[ fe ]
W
W
[ we ]
X
X
[ eks ]
Y
Y
[ ye ]
Z
Z
[ zet ]

Pemakaian huruf kapital dan huruf miring perlu diperhatikan. Huruf kapital atau huruf besar di gunakan untuk:
1)      Sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh: Kami seorang mahasiswa.
2)      Sebagai huruf pertama kata yang berhubungan dengan agama, kitab suci,  dan nama Tuhan termasuk kata gantinya. Contoh: Islam, Al-Quran, Allah, Yang Maha Esa.
3)      Sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung. Contoh: Bu guru bertanya “ Apakah kamu sudah melukis? ”
4)      Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan yang di ikuti dengan nama orang. Contoh: Mahaputra Mohammad Yamin, Imam Syafi’i, Sultan Hamengkubuwono IX.
5)      Sebagai huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang di ikuti nama orang. Contoh: Presiden Joko Widodo.
6)      Sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: M. Rikza Chamami.
7)      Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa. Contoh: bangsa Indonesia, orang Jawa, bahasa Arab.
8)      Sebagai huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah. Contoh: tahun Masehi, bulan Agustus, hari Rabu, Hari Natal, Perang Salib.
9)      Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi. Contoh: Semarang, Gunung Muria
10)  Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintahan, ketatanegaraan, nama dokumen resmi, termasuk juga singkatannya. Contoh:  Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Depertemen Agama ( Depag), Undang-Undang Dasar 1945 ( UUD 1945 )
11)  Sebagai huruf pertama kata-kata yang menjadi nama baku, nama majalah, nama surat kabar, dan judul karangan kecuali kata penghubung ( di, ke, dan, dari ) yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: Buku Jalan tak Ada Ujung karangan Muctar Lubis, Majalah Tempo, Harian Sinar Harapan.
12)  Sebagai huruf pertama istilah kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan. Contoh: Memangnya benar Paman di rumah sakit?
13)  Dalam singkatan kata yang menyatakan unsur nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan. Contoh: Ir. ( insinyur ), Sdr. ( saudara ). [2]
Selain pemakaian huruf kapital, ada juga huruf miring yang di gunakan untuk:
1)      Penulisan nama buku, nama majalah, nama surat kabar yang dikutip dalam karanyan. Contoh: Novel Catatan Hati Seorang Istri karya Asma Nadia.
2)      Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Contoh: Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh melainkan dibunuh.
3)      Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah di sempurnakan ejaannya. Contoh: Buah manggis ( Garcinia Mangostaan ) banyak sekali manfaatnya.[3]
Huruf tebal di gunakan dalam percetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan di cetak tebal, di beri garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting.[4]

2.      Kata
Dalam sebuah bahasa kata banyak sekali jumlahnya.Secara ortografis ada beberapa macam kata yang perlu di perhatikan, yaitu:
a.       Kata dasar, yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami proses morfologi lainnya, ditulis sebagai suatu kesatuan, terlepas dari kesatuan yang lainnya. Contoh: Kita anak Indonesia.
b.      Kata berimbuhan, yaitu kata yang dibentuk dari kata dasar atau bentuk dasar yng berimbuhan ( awalan, sisipan, atau akhiran ) ditulis dengan aturan :
1)      Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya sebagai satu kesatuan. Contoh: membangun, menyapu.
2)      Kalau bentuk dasarnya adalah gabungan kata, maka awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya. Contoh: bertanggung jawab.
c.       Kata gabung atau gabungan kata,yaitu bentuk yang terdiri dari dua buah kata atau lebih. Aturan penulisannya adalah:
1)      Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpiah satu dengan lainnya. Contoh: Kantor Pos.
2)      Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata yang ditulis serangkai menjadi satu. Contoh: Matahari.
3)      Jika sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalan dan akhiran maka harus ditulis serangkai sebagai sebuah kata. Contoh: melipatgandakan, ketidakadilan.
4)      Jika salah satu unsur dari gabungan kata tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata , maka gabungan kata ditulis serangkai sebagai sebuah kata. Contoh: mahasiswa.
5)      Untuk menghindarkan salah baca dan salah perhatian, maka di antara unsur-unsur gabungan kata itu boleh diberi garis penghubung. Contoh: buku sejarah-baru. Dengan arti “ yang baru adalah sejarahnya ” buku-sejarah baru. Dengan arti “ yang baru adalah bukunya ”.
d.      Kata ulang,yaitu sebuah bentuk sebagaimana hasil dari mengulang sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Kata ulang ditulis secara lengkap atau utuh dengan memberi garis penghubung. Contoh: jalan-jalan, berlari-larian, kupu-kupu.
e.       Kata ganti klitik,yaitu kata ganti yang di singkat seperti ku, kau, mu, dan nya. Kata ganti bentuk klitik ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau yang mendahuluinya. Contoh: rumah itu sudah kubeli.
f.       Kata depan, yaitu kata-kata yang biasanya menjadi penghubung antara predikat dengan objek atau keterangan dan biasanya berada didepan sebuah kata benda ( di, ke, dari, pada, kepada, dengan, oleh, dalam ). Aturan penulisannya:
1)      Kata depan di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Ayah pergi ke Surabaya.
2)      Kata depan kepada dan daripada di tulis serangkai karena dianggap sebagai sebuah kata. Contoh: Daripada terlambat lebih baik saya tidak datang.
3)      Kata depan ke bersama kata yang mengikutinya apabila secara sintaktis berlaku sebagai kata kerja, atau sekaligus mendapat awalan dan akhiran ditulis serangkai. Contoh: Saya keluar sebelum acara selesai.
g.      Penulisan partikel. Aturan penulisannya:
1)      Partikel lah, kah, dan tah di tulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Berangkatlah sekarang juga!
2)      Pertikel pun yang berarti ‘juga’ ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Berapa pun harganya bayar saja!
3)      Pada kata penghubung seperti biarpun, meskipun, sungguhpun, dan sekalipun, pun ditulis serangkai karena di anggap sebagai bagian dari sebuah kata. Contoh: Biarpundilarang, dia tetap pergi juga.
4)      Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Anggur itu Rp 45000,- per kilo.
h.      Penulisan singkatan kata. Jumlah kata dalam bahasa Indonesia yang perlu di singkat jumlahnya sangatlah banyak. Ada juga yang sekaligus dengan pengucapannya. Penyingkatan kata ini dapat dilakukan dengan cara:
1)      Hanya menuliskan dan mengucapkan huruf pertama saja dari unsur kata yang di sengkat. dalam hal ini jika:
a.       Kata-kata yang di singkat mengenai nama orang, nama gelar kesarjanaan, maka ditulis dengan huruf besar dan diberi tanda titik di belakang tiap-tiap huruf singkatan.
Contoh: R.A. Kartini                          Raden Ajeng Kartini
               Ali Said, S.H.                       Ali Said Sarjana Hukum
b.      Kata-kata yang di singkat mengenai nama lembaga pemerintahan, nama badan internasional, nama dokumen kenegaraan, maka ditulis dengan huruf besar dan di belakang tiap huruf tidak diberi tanda titik.
Contoh: SD                                         Sekolah Dasar
               MPR                                     Perserikatan Bangsa Bangsa
               UUD 1945                           Undang-Undang Dasar 1945
c.       Kata-kata yang di singkat mengenai istilah atau ungkapan lainmaka di tulis dengan huruf kecil dan dibelakang tiap huruf di beri tanda titik.
Contoh: a.n                                                     atas nama
2)      Hanya menuliskan beberapa huruf dari kata.
a.       Jika yang di singkat adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama orang, kata sapaan, gelar, maka diberi titik di akhir singkatan.
Contoh:  Moh. Yamin                                     Mohammad Yamin
               Yth.                                                  yang terhormat
               Prof.                                                 profesor
b.      Jika yang disingkat adalah nama satuan ukuran ( berat, isi, luas ) dan mana mata uang maka di belakang singkatan tidak diberi titik.
Contoh: km                                                     kilometer
               Rp                                                    rupiah
3)      Hanya menuliskan suku kata tertentu dari unsur kata yang di singkat.
Contoh: monas                                             monumen nasional.[5]
i.        Penulisan kata-kata berejaan kembar
Dalam pemakaian bahasa sehari-hari banyak kata-kata yang ditulis dengan ejaan yang berbeda, sehingga sering menjadi pertanyaan manakah ejaan yang benar.Untuk mengetahuinya bisa menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Contoh: Bis                                                    Bus
               Do’a                                                 Doa
               Duren                                               Durian
               Eksport                                             Ekspor
               Ijin                                                    Izin
               Imajinasi                                           Imaginasi
               Insyaf                                               Insaf
               Kangker                                           Kanker
               Nomer                                              Nomor
               Ramadhan                                        Ramadan
               Rame                                                Ramai
               Telor                                                 Telur

3.      Kalimat dan paragraf
Kalimat yang efektif harus tersusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.Dari segi kaidah tata bahasa sekurang-kurangnya kalimat harus memiliki unsur subjek dan predikat.[6]
Subjek dan predikat merupakan unsur yang harus ada dalam setiap kalimat, sedangkan objek dan keteragan tidak harus ada.Ada atau tidaknya objek dalam sebuah kalimat terrgantung pada jenis kata yang menjadi predikat. Jika predikatnya berupa kata kerja transitif maka objek akan ada. Contoh: Ayah membaca Koran di teras. Jika predikatnya bukan berupa kata kerja transitif  maka objek tidak akan ada. Contoh: Ibuku cantik.
Jika unsur objek dan keterangan tidak ada dalam kalimat, kalimat itu tetap menjadi kalimat yang sempurna.Tetapi, jika unsur subjek atau predikat tidak ada dalam sebuah kalimat, maka kalimat itu dianggap sebagai kalimat yang tidak lengkap.[7]
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki gagasan utama atau pemikiran penulis ataupun pembicara yang dapat di terima pembaca atau pendengar secara utuh.
Kalimat efektif memiliki ciri sebagai berikut:
1)      Kesepadanan stuktur, yaitu Keseimbangan gagasan utama dan struktur bahasa yang di gunakan. Kesepadanan pikiran ditunjukkan oleh keutuhan dan kepaduan gagasan pada kalimat. Kesepadanan struktur dijunjukan oleh adanya subjek dan predikat. Contoh: “Kepada para peserta diskusi dipersilahkan masuk.” Kalimat tersebut tidak bisa dianggap sebagai kalimat yang benar karena subjeknya tidak jelas. Ketidakjelasan kalimat tersebut karena di depan subjek terdapat preposisi atau kata depan. Seharusnya “ Para peserta diskusi dipersilahkan masuk ”.
2)      Keparalelan bentuk, yaitu kesamaan bentuk kata atau frasa yang digunakan dalam kalimat. Jika bentuk yang pertama menggunakan ajektif maka seterusnya juga menggunakan ajektif. Contoh: “Harga BBM minggu ini segera dibekukan dan kenaikkan secara luwes.” Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ‘ dibekukan dan kenaikan ’. bentuk ‘dibekukan’ merupakan verba pasif, sedangkan ‘kenaikan’ merupakan nomina. Seharusnya “Harga BBM minggu ini segera dibekukan dan dinaikkan secara luwes”.
3)      Ketegasan makna, yaitu perlakuan penonjolan pada kalimat utama.  gagasan yang hendak di ditonjolkan seharusnya diletakkan pada posisi depan sebuah kalimat. Dengan mengedepankan gagasan utama yang hendak ditonjolkan. Ketegasan makna dapat diperoleh dari sebuah kalimat. Contoh: “Tujuan saya ikut kegiatan ini adalah untuk menambah teman.” Bentuk yang di tonjolkan adalah “ Tujuan saya”. Dengan mudah pembaca akan menangkap maksud yang ditonjolkan melalui bentuk kebahasaan penulis.
4)      Kehematan kata, yaitu penggunaan kalimat yang pendek namun tatap efektif. Ciri kalimat hemat kata dan efektif 1) menghilangkan penggulangan subjek. 2) menghilangkan superordinat. 3) menghindari kesinoniman. Contoh: 1)“anak-anak itu sudah saya ingatkan” bentuk “anak-anak itu” dan “saya” pada kalimat itu jelas sekali menggunakan subjek ganda. Kegandaan dalam hal subjek kalimat yang demikian selain tidak efektif juga tidak gramatikal dalam bahasa Indonesia. 2) “ bunga itu sangat indah” kata “ bunga” memiliki superordinat kata bunga bisa berarti bunga mawar, bunga melati dan sebagainya. 3) bentuk ‘sekarang’ dan ‘sedang’ secara semantis menunjukan pada hal yang sama. “ sekarang ini ia sedang membersihkan mobilnya di halaman belakang” kalimat tersebut lebih efektif jika “ sekarang ini ia membersihkan mobilnya di halaman belakang”
5)      Kecermatan dan kesantunan, yaitu kehati-hatian dalam menyusun kalimat dan bentuk-bentuk kebahasaan yang lain sehingga tidak menimbulkan makna ganda. Bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki makna ganda biasanya adalah bentuk-bentuk bentuk-bentuk yang memilikimakna ambigu atau makna yang lebih dari satu. Contoh: “Wajahmu norak persis seperti hantu kesiangan.” Kata yang digunakan sangatlah tidak santun dan ceroboh. Seharusnya “ wajahmu kurang menarik.”
6)      Kepaduan makna, yaitu bentuk kebahasaan yang tidak terpecah-pecah, atau bentuk kebahasaan yang bersatu. Kepaduan bentuk-bentuk kebahasaan akan mempengaruhi makna sebuah kalimat. Kalimat pedu adalah kalimat yang tidak bertele-tele. Biasanya kalimat yang bertele-tele biasanya tidak bisa menyampaikan gagasan dengan tepet.  Contoh : “Pak polisi meluncurkan peluru ke kaki perampok.” Kalimat ini terlalu bertele-tele seharusnya “Pak polisi menembak kaki perampok.”
7)      Kelogisan bahasa, yaitu kalimat yang gagasannya sejalan dengan akal dan nalar yang benar dan universal. Contoh: “Untuk mepersingkat waktu, kita teruskan acara ini dengan…..” kata “mempersingkat waktu” ini tidak logis karena waktu tidak bisa disingkat maupun diperpanjang. dalam sehari waktu tetaplah 24 jam. Seharusnya “ Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini dengan…..”[8]
Kalimat yang efektif akan menghasilkan paragraf yang efektif pula. Paragraf yang efektif adalah paragraf yang mengandung kesatuan, dan kepaduan.Paragraf yang berkesatuan adalah paragraf yang mengandung satu gagasan utama, yang di ikuti oleh beberapa gagasan penjelas.Paragraf yang berkepaduan adalah paragraf yang kalimatnya di susun secara logis.Hal ini dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami.[9]
Paragraf mempunyai beberapa pengertian antara lain: 1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya dalam paragraf terdapat unsure karangan yang panjang. 2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut dan logis dalam satu kesatuan gagasan utama. 3) Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan gagasan utama sebagai pengendalinya dan kalimat penjelas sebagai pendukungnya.[10]

4.      Menyusun paragraf yang baik
Paragraf yang baik harus memiliki 2 ketentuan yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
1)      Kesatuan Paragraf. Dalam satu paragraf hanya terdapat satu pokok masalah. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu di tata secara cermat agar tidak ada makna ganda dalam peragraf. Jika makna ganda terjadi paragraf menjadi tidak berpautan dan tidak utuh.
2)      Kepaduan Paragraf. Kepaduan peragraf dapat diketahui melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui kata-kata yang digunakan dalam pengait antarkalimat. Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf berupa:
a.       Ungkapan penghubung transisi
a)      Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, disamping itu, lagi pula.
b)      Hubungan pertentangan : akan tetapi, bagaimanapun, namun, walupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
c)      Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
d)     Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.
e)      Hubungan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu.
f)       Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
g)      Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
h)      Hubungan tempat : berdekatan dengan itu.
b.      Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a)      Kata ganti orang. Penggunaan kata ganti orang untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti orang pertama meliputi saya, ku, aku, kita, kam. Kata ganti orang kedua meliputi engkau, kau, kamu, mu. Kata ganti orang ketiga meliputi dia, ia, beliau, mereka, nya.
b)      Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf meliputi itu, ini, tadi, begitu, demikian, disitu, kesitu, diatas, kesana, disini.
c.       Kata kunci
Ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata kunci, namun jangan terlalu sering.[11]

5.      Menguasai perangkat kebahasan untuk KTI
Karya tulis ilmiah harus disajikan dengan bahasa ilmiah. Salah satunya menggunakan ragam bahasa Indonesia yang memiliki ciri-ciri:
1)      Baku. Struktur bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu baku, baik struktur kata maupun kalimat. Pemilihan kata istilah dan penulisan harus sesai dengan kaidah ejaan.
2)      Logis. Gagasan utama atau pesan yang di sampaikan dapat diterima dengan akal.
3)      Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
4)      Tepat. Ide yang digunakan harus sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda.
5)      Denotatif. Kata yang digunakan harus sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak memperhatikan perasaan karena bersifat objektif.
6)      Runtun. Gagasan yang digunakan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun paragraf dan mengandung satu pokok bahasan.[12]




D.    Kesimpulan
Dalam penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pemakaian bahasa sehari hari banyak kata-kata yang ditulis dengan ejaan yang berbeda. Pemakaian huruf pun demikian harus selalu diperhatikan untuk memperoleh suatu kalimat efektif yang memiliki gagasan utama pemikiran penulis agar dapat diterima pembaca secara utuh. Bila kalimat sudah efektif maka akan mengasilkan paragraf yang efektif pula.

E.     Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami kami buat.Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.Kritik dan saran yang membangun kami terima untuk memperbaiki makalah selanjutnya.Semoga bermanfaat bagi para membaca. Terimakasih


















Daftar Pustaka
Aleks, dan Achmad.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. 2010. Jakarta: Kencana.
Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai.Cermat Berbahasa Indinesia untuk PerguruanTinggi.Jakarta: Akademika Pressindo.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.2011. Jakarta:  Rineka Cipta
Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. 2009. Jakarta: Erlangga.
Sugihastuti.  Bahasa Laporan Penelitian. 2007. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.






















BIODATA SINGKAT PEMAKALAH

Nama               : Duwi Puji Astuti
NIM                : 1403036023
Jurusan            : Kependidikan Islam
TTL                 : Demak, 01 Mei 1996
Pendidikan      :
                        SD       : SDN 03 Batusari
                        SMP    : SMP Darul Fiqr Andong Boyolali
                        SMA   : MAN 1 Semarang
                        S1        : UIN Walisongo Semarang
Alamat             : Kayon RT 04 RW 01 Batusari, Mranggen, Demak
Nomor Telp.    : 089601902254
Email               : duwipuji15@gmail.com

Nama               : Lathifatun Nasikhah
NIM                : 1403036072
Jurusan            : Kependidikan Islam
TTL                 : Demak, 11 Agustus 1996
Pendidikan      :
                        SD       : SD N 1 Tempuran Demak
                        SMP    : MTs Nahdhotul Ulama Demak
                        SMA   : MAN Demak
                        S1        : UIN Walisongi Semarang
Alamat             : Desa Tempuran RT 06 RW 04 Demak
Nomor Telp.    : 085640270947
Email               : Lathifatunnasikhah@gmail.com

Nama               : Fuadi Azhar
NIM                : 1403036045
Jurusan            : Kependidikan Islam
TTL                 : Pemalang, 28 Maret 1996
Pendidikan      :
                        SD       : SD N Ambokulon
                        SMP    : SMP N 1 Ulujami
                        SMA   : MAN Kendal
                        S1        : UIN Walisongo Semarang
Alamat             : Desa Ambokulon RT 07 RW 03 Comal, Pemalang
Nomor Telp.    : 085943179857
Email               : Fuadi28azhar@gmail.com



[1]Sugihastuti, Bahasa Laporan Penelitian cet.II,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007,hlm. 54
[2] Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta:  Rineka Cipta, 2011, hlm. 40-43.
[3] Abdul Chaer, op. cit., hlm. 43.
[4] Abdul Chaer, op. cit., hlm. 43.
[5]Abdul Chaer, op. cit., hlm.45-51.
[6]Sugihastuti, op. cit.,hlm. 66.
[7] Abdul Chaer, op. cit., hlm.328.
[8] Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,Jakarta: Erlangga, 2009, hlm. 129-135.
[9]Sugihastuti, op. cit.,hlm.74
[10]  Aleks & Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, Kencana, 2010 , hlm. 207-208.
[11]Zaenal Arifin & S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indinesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta, Akademika Pressindo, 2003, hlm.115-119.
[12] Aleks & Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, ( Jakarta, Kencana, 2010 ), hlm.171-172.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Blog templatesFree Web Templates