I AM THE BIG DREAMERS (Awaliya Amirotun)

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL KORAN/MAJALAH



MAKALAH
TEKNIK PENULISAN ARTIKEL KORAN/MAJALAH
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Karya Tulis Ilmiah
Yang diampu oleh : M. Rikza Chamami, MSI




 







DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
Farida Yulia Utami               (1403036043)
Arini Sabila Anjani               (1403036044)
                               Ika Andriyani Mutafaroh       (1403036052)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2015

I.         PENDAHULUAN
A.    Kata Pengantar
Karya Ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan ditebitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memuhi etika serta kaidah keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati ileh masyarakat keilmuan. Jenis karya iliah berupa makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.
Pada kesempatan kali ini, karya tulis ilmiah yang dibahas tentang artikel ilmiah yang berbeda dengan artikel ilmiah populer. Dalam artikel ilmiah penulisannya lebih bersifat umum untuk konsumsi publik yang berguna sebagai jangkauan bagi pembaca khalayak. Artikel ilmiah biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Mengingat sebagian warga Indonesia mampu mengembangkan teknik tulis-menulisnya maka dari itu, artikel dibuat berdasarkan berfikir deduktif atau induktif atau gabungan keduanya bisa dibungkus dengan opini penulis. Selain itu, dalam tekhnik penulisan artikel ilmiah diperlukan juga sikap ilmiah yang diambil dan dikembangkan oleh pengarang untuk mencapai hasil  yang diharapkan. Sikap ilmiah tersebut meliputi : objektif, kritis, menghargai karya orang lain, sikap ingin menemukan, tekun dan terbuka.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari artikel koran/majalah ?
2.      Apakah tujuan penulisan artikel koran/majalah ?
3.      Apa saja ruang lingkup artikel koran/majalah ?
4.      Bagaimana langkah-langkah penyususnan artikel koran/majalah ?
5.      Seperti apa contoh artikel yang ada di koran/majalah ?








II.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Artikel Koran/Majalah
Artikel dalam bahasa Inggris ditulis “article”. Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti “karangan”. Artikel adalah salah satu karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan pemikiran atau kajian pustaka.[2] Sedangkan menurut Ensiklopedia Pers Indonesia, artikel adalah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah secara lugas. Dan menurut Webster's New World Dictionary, Artikel adalah tulisan nonfiksi, biasanya singkat dan lengkap seperti berita karangan khas dalam surat kabar, majalah..[3]
Dari beberapa pendapat tersebut, kami menyimpulkan bahwasannya Artikel koran/majalah adalah salah satu karya ilmiah yang berisi opini seseorang yang dimuat di media massa baik itu koran, majalah, jurnal, dan lain-lain untuk memberi informasi kepada khayalak ramai yang bersifat kreatif, subjektif, dan referensial terhadap suatu fenomena yang bersangkutan dengan artikel tersebut.

B.     Tujuan Penulisan Artikel Koran/Majalah.
Setiap penulisan artikel mempunyai maksud dan tujuan tertentu, diantaranya penulisan artikel mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.      Penugasan
penugasan adalah bisa karena atas dasar kemauan sendiri ataupun tidak karena adanya hal yang meminta menulis artikel tersebut, baik itu dari lembaga sekolah, kantor, mauupun organisasi.
2.      Alturistik
Bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghibur, dan membantu untuk bisa mencapai satu tingkat pemahaman tertentu dalam hal penalaran, perasaan atau masalah keseharian.
3.      Informatif
Tujuan penulisan artikel sebagai sarana menyampaikan informasi, keterangan, maupun penjelasan mengenai suatu hal kepada pembaca.
4.      Persuasif
Artikel yang dibuat mempunyai tujuan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu gagasan ataupun ide yang diutarakan kepada pembaca.
5.      Pernyataan Diri
Penulis artikel ini biasanya mempunyai tujuan sang penulis ingin mengeksistensikan dirinya kepada para pembaca.
6.      Kreatif
Salah satu sasaran serta alasan menariknya sebuah artikel yang dibuat dikarenakan sang penulis mengkreatifkan tulisannya dengan mencantumkan norma-norma budaya dan seni.
7.      Pemecahan Masalah
Sesuai dengan maksud tertentu, artikel ditulis untuk meredam dan membantu menyelesaikan suatu permasalahan.[4]

C.     Ruang Lingkup Artikel Koran/Majalah

1.      Jenis – Jenis Artikel.
Menurut Ruhmanto artikel berdasarkan cara penyampaiannya dibagi atas 4 jenis, yaitu :
a.       Artikel Praktik
Artikel praktik seperti petunjuk-petunjuk cara membuat, memperbaiki, dan mengoperasikan suatu alat. Penulisannya pun disusun sesuai dengan urutan waktu, peristiwa, dan tahapan-tahapan. Contoh : “Cara-cara merawat muka” yang biasanya ada di majalah-majalah.
b.      Artikel Ringan.
Artikel ringan biasanya mengangkat masalah-masalah yang ringan. Dalam jenis artikel, isi yang ada tidak memerlukan pemahaman yang mendalam. Artikel seperti ini ada disalam rubrik-rubrik remaja majalah atau surat kabar.
c.       Artikel Halaman Opini.
Pada dasarmya, semua artikel ialah opini, namun artikel yang satu ini ditempatkan dalam surat kabar atau majalah dibagian khusus opini seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini ini biasanya mengupas tuntas masalah secara akademis. Contohnya : “Orangtua dan Guru Agama dalam Pendidikan”.
d.                  Artikel Analisis Ahli.
Artikel analisis lebih berat daripada artikel opini. Artikel ini juga harus ditulis oleh orang yang berdisiplin ilmu sesuai topik artikel. Perbedaanya kalau artikel lain harus selalu menggunakan bahasa populer, sedangkan artikel analisis boleh menggunakan bahasa ilmiah. Contohnya : “ Arah dan Tujuan Indonesia”.[5]

2.      Karakteristik Artikel.
Artikel yang ditulis untuk konsumsi surat kabar atau majalah memiliki tujuh karakteristik:
a.       Ditulis dengan atas nama (by line story)
Artikel adalah karya individual. Sebagai karya individual, seperti puisi atau cerpen dalam dunia fiksi, artikel harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya. Untuk kategori artikel opini, nama penulis biasanya dicantumkan di atas, di bawah judul. Sedangkan untuk artikel di luar kategori opini seperti artikel ringan dan artikel praktis, nama penulis biasanya agak disembunyikan dengan cara disimpan pada bagian akhir artikel, dan itu pun ditempatkan dalam kurung.
b.      Mengandung gagasan aktual atau kontroversi
Artikel apapun yang ditulis, hendaknya mengandung gagasan aktual, kontroversial, atau kedua-duanya. Gagasan aktual berarti gagasan yang sifatnya baru, belum banyak ditulis, diketahui atau dibicarakan orang dan sesuatu yang berada di luar batas yang biasa atau yang lazim. Artikel haruslah menghindari gagasan usang, atau sesuatu yang monoton. Gagasan baru dan segar diasumsikan memberikan alternatif serta nilai manfaat tinggi bagi masyarakat yang akan diperhatikan, dibicarakan, dan dijadikan rujukan.
c.       Menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca
Seorang penulis tidak boleh asyik sendiri. Artikel yang ditulisnya harus lebih banyak memberi manfaat bagi kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan pangsa pasar surat kabar atau majalah yang memuat artikel tersebut.
Contoh:
artikel opini yang mengupas dampak kenaikan tarif bahan bakar minyak (BBM) terhadap tingkat pendapatan dan beban hidup masyarakat kelas menengah dan bawah di perkotaan.
d.      Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
Artikel adalah karya nonfiksi yang bertumpu pada dunia kognisi. Suatu artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang. Sebagai karya intelektual seseorang, artikel apa pun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan. Bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan itu bisa didapat dari surat kabar, majalah, jurnal, hasil-hasil penelitian, skripsi, disertasi, buku, internet. Artikel yang ditulis secara referensial dengan visi intelektual, karena itu memiliki ciri, antara lain: logis, sistematis, analitis, akademis, dan etis.
e.       Disajikan dalam bahasa sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populer, komunikatif.
Artikel konsumsi surat kabar dan atau majalah harus tunduk pada bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang lazim ditemui dan digunakan dalam pers seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Ciri utama bahas jurnalistik adalah sederhana, jelas, lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, mudah diingat, mudah dimengerti dan dipahami arti, maksud, dan arahnya (komunikatif).
f.       Singkat dan tuntas.
Singkat mengandung dua pengertian, filosofis dan teknis. Singkat secara filosofis, berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu dan berputar-putar. Jadi, tulislah secara ringkas, langsung pada pokok persoalan. Singkat secara teknis, berarti disesuaikan dengan kapling atau ruangan yang tersedia, yang mana untuk setiap surat kabar relatif berbeda-beda. Sebagai contoh, ada surat kabar terbitan ibu kota yang rata-rata memuat artikel opini sepanjang 15-20 paragraf. Tetapi ada juga yang rata-rata memuat 21-26 paragraf. Tuntas, artinya tidak bersambung ke edisi berikutnya. Boleh saja bersambung ke halaman lain namun masih tetap dalam edisi yang sama.[6]
g.      Orisinal.
Orisinal menunjuk pada dua hal. Pertama, artikel yang ditulis merupakan asli karya sendiri, bukan hasil menjiplak atau membajak. Untuk menghindari plagiat, maka seorang penulis harus menguasai sekaligus mengamalkan etika penulisan dan penulisan secara konstan. Kedua, artikel yang ditulis harus yang asli, bukan fotokopi atau salinannya.

D.    Langkah Penyusunan Artikel Koran/Majalah.
Menulis artikel merupakan kegiatan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap persiapan penulisan (prewriting),  pelaksaan penulisan (writing), dan perbaikan  materi tulisan (editing).
1.   Persiapan  penulisan  (prewriting)
a.    Aspek administratif
Yaitu menyiapkan hal-hal yang bersifat administratif seperti mesin tik, pita mesin tik, komputer, tinta, kertas, pensil, serta sumber-sumber rujukan yang diperlukan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, kliping berita, dan kliping artikel.

b.   Aspek teknis
Yaitu memastikan peralatan yang diperlukan berfungsi dengan baik. Mesin tik, komputer, ataupun printer harus dalam keadaan baik untuk mengerjakan artikel. Selain itu, program-program yang menunjang proses penulisan artikel harus baik serta memadai. Baik dari kualitas program, kesesuaian dengan komputer yang dipakai, serta seberapa besar pengetahuan penulis akan program yang dipakai.
c.    Aspek akademis
Membuat kerangka (out line) sederhana untuk memudahkan penulisan sekaligus menghindari tumpang tindih bahasan. Selain hal tersebut, dapat menggunakan pola 3P dan ABC yang sangat sederhana, mudah dipahami, dan dapat dilakukan oleh setiap orang.[7]

Ada beberapa cara yang digunakan dalam teknik penulisan artikel :
1)      Pola 3P
3P merupakan singkatan dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Maksudnya dalam penulisan artikel dapat dibagi kedalam tiga bagian besar, yakni:
a.       Pendahuluan
b.      Pembahasan
c.       Penutup
Pada bagian pendahuluan lazim disebut sebagai intro. Sedangkan bagian penutup kerap disebut sebagai kesimpulan. Dengan catatan apabila artikel yang ditulis tersebut menggunakan pendekatan induktif. Pola 3P diibaratkan sebagai sebuah bangunan dengan gagasan yang utuh. Kerangka artikel harus memiliki tiga tiang penyangga utama yang kokoh yakni pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
2)      Rumus ABC
Lain halnya dengan 3P, ABC bukan merupakan sebuah singkatan melainkan urutan pekerjaan yang sifatnya alfabetis. Sedangkan kalau dimaknai lebih lanjut, maka A berarti P1 (pendahuluan), B berarti P2 (pembahasan), C berarti P3 (penutup). Yang membedakan yakni apabila pada 3P masih berupa kerangka artikel yang belum terisi dan hanya sebatas konseptual. Sedangkan, pada rumus ABC kerangka tersebut sudah harus diisi dengan pertanyaan tertentu sehingga menjadi operasional dan fungsional. Rumus ABC dan pola 3P merupakan pendekatan yang sangat sederhana dan praktis dalam menyusun kerangka karangan artikel. Berikut ini contoh dari pola 3P dan ABC.[8]

d.      Aspek psikologis
Buatlah suasana menulis menjadi menyenangkan. Jika penulis merasa nyaman menulis dengan ditemani musik, maka memutar kaset atau compac disc musik-musik kesukaan dapat menjadi solusi. Secara psikologis, musik dapat membuat hati ceria, terinspirasi dan termotivasi. Selain musik, menyiapkan makanan ringan dan kopi atau sejenisnya juga sangat dianjurkan.
Untuk menulis artikel, skripsi, makalah atau buku, penulis bahkan dianjurkan bisa duduk menghadapi komputer selama 5-6 jam nonstop. Setelah itu beristirahat satu jam, dan pekerjaan mengetik dilanjutkan lagi selama 3-4 jam. Untuk dapat menjadi penulis produktif,  kedisiplinan adalah aspek utama. Kedisiplinan dalam hal ini berarti jangan sampai baru 15 menit mengetik sudah beralih ke pekerjaan lain, misalnya menonton televisi.

2.      Pelaksaan penulisan (writing)
Dalam tahap penulisan, kita harus memusatkan perhatian hanya kepada tulisan yang sedang kita buat. Semua hal yang mengganggu dalam proses penulisan artikel harus dihindari. [9]
a.       Kehabisan kata-kata
Masalah yang sering dialami oleh penulis adalah kehabisan kata atau tidak dapat mengembangkan pokok bahasan lagi. Menurut Haris Sumadiria, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi kehabisan kata-kata, yaitu
1)      Penjelasan
Secara sederhana, penjelasan berarti membuat keterangan atau uraian terhadap suatu persoalan yang kita bahas. Dengan memberikan penjelasan makna kata, istilah dan gagasan yang dibahas akan mudah dipahami secara lebih baik.
2)      Contoh
Kata dan kalimat yang ada pada opini biasanya merupakan gambaran hal yang bersifat abstrak. Memberikan contoh untuk hal-hal tertentu berarti menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi konkret.
3)      Perbandingan
Perbandingan merupakan uraian artikel yang dapat menjelaskan kepada pembaca. Misalnya membandingkan antara negara satu dengan negara lain.
4)      Kutipan
Menyertakan kutipan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan artikel. Kutipan dapat diambil dari kitab suci, tokoh, surat kabar, majalah, buku atau referensi-referensi lain yang relevan dengan topik yang dibahas. Kutipan berfungsi untuk mengembangkan bahasan, mendukung, menguatkan, serta membangun kredibilitas gagasan penulis.
5)      Statistik
Data statistik dapat menghidupkan angka-angka yang ada di artikel. Dengan demikian, pembaca dapat terbantu dalam memahami atau mengenali apa yang ada dalam statistik.
6)      Penegasan
Penegasan yaitu menyatakan kembali suatu pokok masalah dengan penyusunan redaksi yang berbeda-beda. Penegasan berarti memberikan penekanan pada kata atau kalimat tertentu dengan maksud untuk dijadikan rujukan bagi pembaca.

b.      Gaya penulisan artikel
Gaya penulisan seseorang menentukan artikelnya bisa dimuat atau tidak di surat kabar. Ada beberapa gaya penulisan, selain mengikuti gaya penulisan yang digunakan oleh masing- masing penerbit surat kabar. Diantara gaya penulisan yakni:
1)      Gaya penulisan harus kritis, analitis dan eksplanatif atau bukan karangan fiksi.
2)      Hindari penggunaan istilah atau bahasa teknis ilmiah, gunakanlah bahasa ilmiah popular,
disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
3)      Alur pemaparan harus runtut dan logis.
4)      Tulisan harus terfokus, terorganisir, punya latar belakang yang jelas.
5)      Tidak bertele-tele, bombastis atau malah vulgar.
6)      Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa asing atau bahasa
daerah sebaiknya disertai padan kata atau penjelasan.
7)      Tidak menggunakan ungkapan kalimat klise atau normatif.[10]

3.      Perbaikan materi tulisan (editing)
a.    Revisi judul
Karena terkadang judul yang kita buat sifatnya masih sementara, maka kita harus membuat judul yang lebih sesuai dengan isi tulisan, yang lebih menarik, lebih “menggigit” dan lebih mengena sasaran pembaca. Untuk membuat judul yang “menggigit”, diperlukan kepekaan rasa, keindahan bahasa serta ketegasan makna.[11] Sering terjadi judul artikel konsumsi yang dibuat penulis pemula terlalu panjang, terlalu singkat, datar, tidak menarik, tidak membumi, dan terlalu akademis. Kerap terjadi, judul artikel sama persis dengan judul laporan penilitian atau judul skripsi yang terasa dingin, kaku, dan sangat formal.
b.      Revisi intro
Seringkali penulis pemula menulis intro berkepanjangan, bertele-tele, berputar-putar, tidak jelas, tidak ringkas, tidak menarik, membosankan, bahkan adakalanya membingungkan. Intro adalah bagian pembuka atau pendahuluan. Dalam pidato, intro adalah pengantar sebelum sampai kepada pokok bahasan. Intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. Pastika intro yang sudah ditulis memenuhi syarat : ringkas, jelas, menarik, dan ditulis dalam bahasa jurnalistik yang baik.
c.       Revisi komposisi
Komposisi berarti susunan yang seharusnya beraturan. Artikel yang baik harus sesuai dengan hukum komposisi. Sekali keluar dari hukum tersebut, kepala dibuat kaki da sebalikanya, maka artikel yang dibuat tak ubahnya seperti sirkus. Untuk itu, perlu diperiksa apakah komposisi artikel yang dibuat sudah baik.
d.      Revisi akurasi dan relevansi data
Teliti dalam mengutip nama seseorang, jabatan, pangkat, kedudukan, alamat, angka, tanggal, bulan dan tahun. Setelah diyakini semuanya tak ada yang salah tulis atau salah kutip, teliti lagi apakah data yanng telah dikutip relevan dengan pokok bahasan. Jika tidak relevan, maka harus dibuang.
e.       Revisi ejaan dan istilah teknis
Tanpa sadar, kita sering menggunakan istilah-istilah teknis yang hanya dimengerti dan dipahami oleh lingkungan sendiri yang sangat terbatas. Ganti istilah-istilah tersebut dengan istilah yang lebih dipahami oleh umum.
f.       Revisi gramatika
Berkomunikasi secara tertulis berbeda dengan berkomunikasi secara lisan. Bahasa lisan lebih menekankan pengertian, sedangkan bahasa tulis lebih menekankan pada struktur bahasa dan makna. Selain itu, bahasa artikel juga harus menggunakan bahasa jurnalistik yang menggunakan kalimat-kalimat pendek, tegas, jelas, sederhana, dan mudah dimengerti.
g.     Revisi bobot dan substansi materi tulisan
Menulis tidak hanya sekedar untuk memberikan informasi, meyakinkan, membujuk atau mempengaruhi dan menghibur pembaca. Menulis sekaligus untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitas penulis. Menulis seharusnya sesuai dengan pengetahuan , keahlian, dan disiplin ilmu penulis. Hal seperti itu diperlukan agar suatu ketika penulis tidak salah dalam mengirim artikel.[12]
h.       Asumsi dampak yang diharapakan
Menulis berarti berkomunikasi. Menurut teori, komunikator yang baik adalah yang senantiasa memperhatikan umpan balik. Komunikasi harus efektif, yaitu mencapai hasil yang diharapkan. Menulis seharusnya dalam koridor normatif  yang ada, realitas artikel adalah rasional, bukan realitas.[13]

E.     Contoh Artikel Koran/Majalah
KEMANAKAH  BUDI  PEKERTI  ANAK  SEKOLAHAN?
        Perilaku anak sekolahan di Indonesia sekarang ini mengalami kemerosotan moral. Walaupun tanpa ada penelitian yang signifikan ke arah itu, tetapi kita dapat melihat sendiri dalam kehidupan sehari-hari bagaimana perilaku anak didik kita di  luar sekolah atau di luar kampus. Oleh sebab itu, timbul beberapa pertanyaan dalam benak kita, yaitu : Apakah mereka memiliki budi pekerti yang baik? ; Apakah mereka telah mengajarkan ajaran agama dengan baik? ; Apakah mereka juga perduli dengan keadaan di sekelilingnya? Dalam hal ini, timbul keragu-raguan dalam benak kita sebagai pendidik : “Jangan-jangan mereka pandai membohongi orangtua, guru dan masyarakat.” Jika diperhatikan sepintas lalu, mereka tampak seperti orang yang baik-baik, walaupun terkadang sikap mereka terlihat sedikit angkuh dan acuh tak acuh. Namun apa yang terjadi dibalik itu semua?
      Di zaman sekarang ini, sangat disayangkan sebagian dari orangtua lupa akan memberikan kasih sayang dan perhatian khusus kepada anak-anaknya. Orangtua yang sudah berpikir maju atau modern cenderung memperhatikan pekerjaan atau kariernya daripada memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Kesibukan orangtua dengan urusan kerja dan urusan luar rumah, mengakibatkan anak kurang komunikasi langsung dengan orangtua. Bahkan anak merasa tidak mendapat perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Oleh sebab itu, anak akan merasa mendapat perhatian dann kasih sayang dari orang lain. Namun, anak sering salah dalam memilih jalan keluarnya. Akibatnya, mereka terlibat dalam kenakalan remaja.
           Kurangnya perhatian dari orangtua akan membuat anak bebas melakukan perilaku yang menyimpang. Masih ingatkah anda kasus VCD porno yang dilakukan oleh mahasiswa ITN di salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia? Juga kasus mobil bergoyang di salah satu kota yang terkenal dengan pendidikannya? Begitu pula kasus penelitian tentang ketidakperawanan mahasiswi yang mencapai lebih dari 90% dari jumlah responden di sebuah kota besar yang bernuansa pendidikan yang sangat menghebohkan masyarakat? Belum lagi kasus-kasus yang terjadi di kota metropolis yang sering ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta tentang pergaulan bebas para remaja termasuk didalamnya yang dilakukan oleh oknum mahasiswa atau pelajar, di mana buku-bukunya juga telah beredar seperti Sex in the cost, Jakarta under the ground, dan lain-lain, yang semuanya itu adalah hasil penelitian atau pengamatan langsung oleh penulisnya.
           Fenomena kehidupan anak remaja sangat memprihatikan. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena menyangkut masa depan anak bangsa. Jika moral generasi muda hancur bagaimana bisa nantinya mereka memimpin bangsa dan mengisi kemerdekaan ini dengan penuh kearifan dan kemuliaan. Jika hal ini benar-benar terjadi, mereka akan menjadi sampah masyarakat dan juga pengahancur bangsa karena tidak dapat hidup bertanggung jawab. Oleh sebab itu, pendidik (guru dan orangtua) haruslah jeli memperhatikan perkembangan anak, sehingga perilaku anak dapat terkontrol dengan baik.
           Kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orangtua kepada anak akan menciptakan kerukunan dalam keluarga. Dalam hal ini, komunikasi antara orangtua dan anak akan membuat anak lebih percaya diri dan lebih yakin terhadap orangtuanya. Dengan demikian, anak tidak akan menghianati kepercayaan yang diberikan oranngtua kepadanya. Anak akan lebih bertanggung jawab dan akan selalu menjaga nama baik  keluarga.
           Berdasarkan fenomena yang dideskripsikan diatas dapat disimpulkan bahwa jika kita sebagai pendidik ( guru dan orangtua) tidak waspada dan tidak perhatian terhadap perkembangan anak, maka anak akan kehilangan arah dan tujuan hidup. Anak akan lebih cenderung bersifat brutal, sadis, kasar, egois, acuh tak acuh, pesimis, mudah putus asa,dll.
           Akibatnya, anak akan terjerumus ke dalam tindakan amoral. Dengan demikian, kerja sama yang baik antara guru dan orangtua dalam mendidik anak yang dilandasi dengan ajaran agama agar anak memiliki budi pekerti yang baik dan terhindar dari perilaku yang menyimpang merupakan solusi yang baik.[14]

III.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
Artikel koran/majalah adalah salah satu karya ilmiah yang berisi opini seseorang yang dimuat di media massa baik itu koran, majalah, jurnal, dan lain-lain untuk memberi informasi kepada khayalak ramai yang bersifat kreatif, subjektif, dan referensial terhadap suatu fenomena yang bersangkutan dengan artikel tersebut.
Adapun tujuan dalam penulisan artikel, yaitu : Penugasan, Alturistik, Informatif , Persuasif , Pemecahan Masalah, Kreatif, Pernyataan Diri. Untuk ruang lingkup yang terdapat dalam artikel Koran/majalah meliputi : 1. Jenis – Jenis Artikel (Artikel Praktik, Artikel Analisis Ahli, Artikel Halaman Opini, dan Artikel Ringan). 2. Karakteristik arikel Koran/majalah ( Ditulis dengan atas nama / by line story, Menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca, Mengandung gagasan aktual atau kontroversi, Menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca, Ditulis secara referensial dengan visi intelektual, Disajikan dalam bahasa sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populer, komunikatif, Orisinal, Singkat dan tuntas). dan langkah – langkah dalam Penyusunan Artikel Koran/Majalah terdiri dari tiga tahap, yaitu : tahap persiapan penulisan (prewriting),  pelaksaan penulisan (writing), dan perbaikan  materi tulisan (editing).

Daftar Pustaka

Haji Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta : Rajawali Pers, 2014
Wawan Gunawan, Tips Trik Menulis Artikel : 6 Langkah Menjadi Penulis, Bandung : Harmax Publishing, 2008
Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004
http://www.bimbie.com/membaca-artikel.htm, diunduh pada tanggal 25-03-2015, pukul 07:06

IV.            Biodata Singkat Mahasiswa/i
1.      Nama               : Farida Yulia Utami
NIM                : 1403036043
Jurusan/Prodi : KI2B
TTL                 : Kebumen, 15 Agustus 1996
Pendidikan :
·   SD    : SDN Arjowinangun
·   SMP : MTs N Karangawen
·   SMA            : MAN 1 Semarang
·   S1     : UIN Walisongo Semarang
Alamat            : Gablok, Jragung RT/RW 02/02 Karangawen Demak
Nomor telp./Hp: 089620274590
2.      Nama               : Arini Sabila Anjani
NIM                : 1403036044
Jurusan/Prodi : KI2B
TTL                 : Batang, 2 Februari 1997
Pendidikan      :
·   SD    : MI Kebondalem 01
·   SMP : MTs Darussalam
·   SMA            : MA Sunan Pandanaran
·   SI     : UIN Walisongo Semarang
Alamat                        : Kebondalem RT/RW 03/01 Gringsing Batang
Nomor telp./Hp:085643267766
3.      Nama               : Ika Andriyani Mutafaroh
NIM                : 1403036052
Jurusan/Prodi  : KI2B
TTL                 : Semarang, 14 September 1995
Pendidikan      :
·   SD    : SDN Kutajaya 02
·   SMP : MTs Al-Kamil
·   SMA            : MA Al-Kamil
·   S1     : UIN Walisongo Semarang
Alamat                        : Perum Bhakti Persada Indah Blok C/05 Ngaliyan Purwoyoso
Nomor telp/Hp: 085647964454



















[1]   Pusat Pengembangan Bahasa IAIN WALISONGO –SEMARANG, Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku, Semarang  : 2014. Hlm 231.
[2] Dalman, Haji, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta:Rajawali Pers, 2014, hlm:139.
[3] Gunawan, Wawan, Tips Trik Menulis Artikel: 6 Langkah Menjadi Penulis. Bandung: Harmax Publishing, 2008,
 hlm: 2-3.              
[4] http://www.bimbie.com/membaca-artikel.htm, yang diunduh pada tanggal 25-03-2015, pukul 07:06
[5] Dalman, Haji, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta:Rajawali Pers, 2014, hlm:140-141.

[6] AS Haris Sumaridia, Menulis Artikel Dan Tajuk Rencana (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 4-10

[7] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, hlm. 19-23.


[8] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, hlm. 23-26.

[9] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 159-162.
[10] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 160-162.

[11] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 165-166.
[12] Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 166-168.

[13]             Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 168-169.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Blog templatesFree Web Templates